Dosen FS UMI Bina Majelis Taklim Takalar tentang Diversifikasi Ikan

0
0 views

MAKASSAR, DIKITA.id – Dosen Fakultas Sastra (FS) Universitas Muslim Indonesia (UMI) melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang dimulai sejak 29 Agustus 2021 lalu. Ialah Dr Hj Nurjannah Abna SS MPd dibantu Drs H Nawawi MA yang merupakan tenaga pengajar di Program Studi Sastra Arab FS UMI.

Pengabdian mereka menyasar Majelis Taklim Pesantren Mizanul ‘Ulum Dusun Bontowa Desa Sanrobone, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar. Dalam pengabdian berbentuk pengabdian ekonomi kreatif ini tentang Diversifikasi Ikan. Ini adalah salah satu bagian dari manifestasi Tri Darma Perguruan Tinggi.

Dr Nurjannah Abna dalam keterangan resminya, Kamis (2/9/2021), mengungkapkan, ide untuk menyasar majelis Taklim sebagai objek pengabdiannya didasari pada permasalahan Majelis taklim terdiri atas kaum perempuan yang umumnya ibu rumah tangga.

“Majelis Taklim dalam menjalankan aktivitasnya saat ini tidak hanya sebatas dalam mengikuti pengajian, belajar agama dan mengaji bersama namun era saat ini, Majelis Taklim juga mengambil bagian dalam permasalahan sosial ekonomi masyarakat,” jelasnya.

“Di antara kegiatan pemberdayaan ekonomi yang sangat penting ialah melalui kegiatan wirausaha bagi perempuan. Majelis Taklim merupakan institusi pendidikan nonformal keagamaan, di mana prinsip kegiatannya adalah kemandirian dan swadaya,” sambungnya.

Kepala Humas, Protokoler dan Kerja Sama UMI ini menjelaskan, diversifikasi ikan yang dimaksud dalam pengabdian kali ini adalah pelatihan pengelolaan makanan dari bahan dasar ikan untuk dijadikan produk bernilai ekonomi. Misalnya pembuatan otak-otak dan naget yang merupakan makanan khas Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Ikan merupakan makanan pokok masyarakat Desa Sanrobone, hanya mereka terbatas memiliki pengolahan ikan untuk dapat digunakan konsumsi keluarga dan juga sebagai olahan untuk usaha,” kata Nurjannah Abna.

Terlebih kata Ketua I Muslimat NU Sulsel ini, di masa pandemi ini, keterbatasan masyarakat untuk mengakses aktivitas di luar rumah, sementara diperlukan adanya variasi pengolahan ikan seperti pembuatan otak-otak dengan berbagai variasi dan naget sehingga memberikan warna dalam penyajian menu makanan bagi keluarga.

“Pemanfaatan ikan tanpa mengurangi nilai gizi ikan tersebut di Sanrobone sangat minim.Sehingga timbul pemikiran kami untuk mengolah ikan menjadi suatu produk yang bergizi. Tanggapan masyarakat pada kegiatan kami ini sangat positif,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here